Selasa, 08 Desember 2015

Dunia Menanti Mimpi-mimpimu

         Warna-warni memancarkan sebuah keindahan yang kini semakin menjadi pesona dalam hidupku. Udara yang membuat aku tehanyut dengan belaian rindu akan kampung halaman, senja yang memupuk kesan berjuta mimpi untuk memutuskan menjadi anak rantau. Mungkin saja aku terlalu keras dalam pesona yang menggiurkan hati sehingga lupa kalau sebenarnya datang kesini demi sebuah mimpi. Kaki yang terus beriringan dengan sebuah keluhan akan kupercaya agar bisa menjadi sebuah bahtera indahnya hidup di bumi rantau dengan uang dan fasilitas yang serba berkecukupan. Ketika tangan menepuk pipi, ketika mata melihat ini dan ketika angin sudah berhaluan dengan tempat yang berbeda ternyata ini bukan mimpi. Sekarang aku benar-benar berada di pulau yang kaya akan budaya yaitu pulau jawa tepatnya di yogyakarta. Selamat datang dunia baru, ketika tangan menengadah meminta restu dan ridho yang kuasa, oh tuhan kini jalan hidup dan sukses ku sungguh jauh bahkan sungguh tidaklah mudah untuk kulalui ini semua hingga studi ini selesai. Setiap kali melihat potret masa itu, tidak terpikirkan bagiku untuk melangkah sejauh ini dari pantauan ibu, bahkan ketika mata terbelalak memandang langit yang penuh bintang hujan tiba-tiba membasahi pipi.

Senin, 09 November 2015

Bait Untuknya

         Hari itu tepatnya tanggal 28 oktober 2015, aku menjadi perwakilan dari kampus untuk lomba baca Puisi islami dengan tema perjuangan pemuda islam dalam rangka memperingati hari Sumpah pemuda. Puisinya disuruh ngarang sendiri hahah lucu sekali padahal aku tidak pernah ikut lomba seperti itu tapi tidak apalah aku banar-benar bangga dengan diri ini, bisa memberanikan diri melawan rasa taku woow sekali pokoknya seperti Extraordinary deh. dan ini puisinya MIRANTI KARTIKA dalam karyanya; "Pemuda harapan islam... Pemuda yang tidak pernah takut untuk melangkah Pemuda yang selalu sabar menahan amarah Pemuda yang selalu belajar kesucian dari sang cahaya. Entahlah dimana letaknya harapan itu? Aku terkejut, saat mentari menyelimuti Terasa panas seakan bara api menghampiri Apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah dinding-dinding bumi sudah mulai runtuh Atau karena tuhan tidak menyertaiku? Ohh jawabnya “Pemuda” Lantas ada apa dengan pemuda? Ahh aku mengerti... Wahai engkau pemuda... Buka mata hati! Lihat! Lihat dunia yang selalu berkembang Lihat jiwa-jiwa yang tak tenang Jiwa yang gersang...