Senin, 14 Maret 2016
Sabtu, 12 Maret 2016
Rabu, 10 Februari 2016
Grhatama Pustaka
Karangan
Bebas Manajemen Kearsipan
Apresiasi
Mahasiswa dalam Belajar
D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Kelompok II
Anggota :
1. Miranti
Kartika
2. Rosa
Delima
3. Sri
Murniarti
4. Vhitryani
Chelly
5. Yuliana
Stevani
Dosen Pembimbing
:
Nerys
Lourensius L.T., S.E., M.M
AMA
YPK YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN 2015/2016
Ketika
sabtu (06/Feb/2016), pukul 08:07 WIB dering telpon berbunyi dan ternyata itu
dari Chelly teman kampus sekaligus teman kelompok saya. Percakapan di telpon pun
tidak berlangsung lama karena hanya berbincang mengenai waktu untuk mengunjungi
Grhatama Pustaka yang letaknya tidak begitu jauh dari kampus, mungkin hanya
perlu waktu sekitar 10 menit untuk jalan kaki. Rencana sebelumnya kelompok kita
akan melakukan kunjungan di sore hari tetapi kata Chelly untuk mengantisipasi kalau
sore takutnya hujan maklum sekarang yogyakarta musim hujan. Singkat cerita,
tepatnya jam 09:00 kita mulai berkumpul di kampus setelah menunggu satu sama
lainnya datang. Namun menunggu sekitar 20 menit kita pun langsung berjalan
menuju Grhatama Pustaka, diperjalanan kita lewat jalan belakang sambil
bercerita dengan perbincangan yang cukup
menarik perhatian. Tidak lama kemudian kita sampai di sudut sudah tampak menara
yang tinggi menjulang, kita sudah sampai tepat di sebelah kanan Grhatama Pustaka
menuju gerbang depannya. Dibangunnya Grhatama Pustaka ini diharapkan mampu menjadi pintu gerbang bagi
manusia dalam mencapai derajat tertinggi melalui pengetahuan yang tersimpan
dalam berbagai koleksi pada Grhatama Pustaka.
Sesampainya
di Grhatama Pustaka, kita menghampiri karyawan disana untuk bisa masuk karena
kita baru pertama kalinya jadi tidak tahu bagaimana peraturan untuk bisa
melihat ke dalamnya. Sebelumnya Grhatama Pustaka dibangun Pemda DIY di atas
lahan seluas 2,4 hektare yang terletak di Jalan Janti, Banguntapan, Bantul,
DIY. Perpustakaan megah yang menghabiskan dana sebesar Rp 72,5 miliar
diresmikan sejak 21 Desember 2015 oleh Sri Sultah HB X. Pendirian Grhatama
Pustaka adalah wujud peneguhan untuk Jogja yang dijuluki sebagai kota pelajar.
Pemda DIY berusaha untuk meneguhkan julukan tersebut dengan mendirikan
perpustakaan megah dengan kapasitas yang besar, bangunan memiliki tiga lantai
dan diperkirakan mampu menampung sedikitnya 2000 pengunjung.
Namanya
juga tempat megah, sudah tentu banyak peraturan yang dibuat demi kenyamanan dan
keamanan bersama untuk itu sesegera mungkin kita langsung menitipkan tas dan mengambil
kunci Loker dengan jaminan Kartu Identitas saya. Setelah itu kita langsung
mengisi data pengunjung di komputer yang ada di sebelah kiri pintu masuk,
kemudian kita menuju loker tempat penitipan tas. Kitapun bergegas menitipkan tas
dan mulai menyusuri satu persatu ruang
dalam megahnya Grhatama Pustaka, dari setiap mata memandang keadaan didalamnya
tampak begitu tentram, para pengunjungpun tampak segan untuk berbincang. Kami
langsung memulai mengambil gambar setiap sisi gedung.
Terus
melihat-lihat kita menjadi asyik dengan kenyamanan didalamnya, bukan hanya
karena fasilitas Ac saja melainkan banyak juga tumbuhan yang ditanami disetiap
perlintasan jalan menuju ruangan satu keruangan yang lainnya. Grhatama Pustaka
mempunyai ruang satwa, Juga ada ruangan diskusi untuk diskusi dan pembelajaran
bersama. Ada pula ruangan digital dengan 20 komputer untuk akses internet dan
koleksi digital. Serta ada ruangan khusus braile untuk pemustaka yang (maaf)
tuna netra. Karena itu kita sangat tertarik untuk menjejaki setiap sudut ruang
gedung Grhatama Pustaka. Ruang yang pertama
kali kita tuju ialah ruang baca, bahkan sebelum masuk kita sempat heran dan
tidak tahu dimana menyimpan sepatu sehingga kita tanya pada pengunjung yang
lainnya. Ternyata kita gagal fokus membaca tempelan perintah melepas sepatu
tersebut, hingga kita menemukan sebuah tas hitam untuk menjinjing sepatu selama
berada dalam ruangan. Kita sempat tertawa dengan hal yang menurut kita cukup
aneh dan hal yang baru ditemui pertama kalinya, karena tempat yang kita
kunjungi sebuah Perpustakaan tentu kita tidak boleh ribut sebab akan sangat
mengganggu sekali. Tidak lama setelah itu kita langsung saja masuk dan
tercengang melihat kenyamanan belajar didalamnya. Mulai mengisi data pengunjugnya
dengan segera mengambil gambar.
Melihat banyaknya orang yang kita
temui ialah orang-orang baik dari kalangan
anak-anak, pelajar, mahasiswa bahkan yang sudah berkeluargapun
berdatangan keruangan ini untuk membaca. Kita memang hanya mengamati setiap
tatanan dan susunan arsip dalam ruangan tanpa membaca karena waktu yang semakin
panas untuk jalan pulang. Berjejer setiap staf yang bekerja didalam ruang
itupun tampak tenang dan kelihatan sangat nyaman.
Grhatama
Pustaka mempunyai unggulan yaitu koleksi dan layanannya. Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah DIY ini memiliki koleksi buku-buku langka dan naskah kuno serta
lembar negara (staatsblat). Jumlah keseluruhan koleksi mencapai 260 ribu
eksemplar buku dari 180 ribu judul buku. Selain itu, juga terdapat sekitar
7.500 koleksi naskah kuno yang langka.
Perpustakaan ini sendiri dibagi menjadi beberapa ruang, yakni koleksi
umum, khusus anak-anak, dan ruangan audiovisual.
Setiap ruang mempunyai fungsi
tersendiri.
Dari setiap sudut
ruangan tidak ada yang kita biarkan terlewatkan, terus mengambil gambarnya dan
memperhitungkan baiknya dibangun sebuah gedung megah untuk kota pelajar seperti
yogyakarta. Terus berjejal kita pun memutuskan
untuk turun ke lantai bawah, yang kita lihat disana banyak anak-anak dan pengunjung yang sudah
berkeluarga. Tetapi setelah kita melihat bahwa wajar banyak anak-anak ternyata
memang banyak wahana bermain bagi anak-anak dan tempat bersantai terbuka bagi
keluarga. Tidak heran juga kalau banyak orang yang berdatangan untuk ke
Grhatama Pustaka, didalamnya sungguh sangat menarik dan tentu membaca jauh
lebih semangat dan tidak mudah jenuh terutama bagi anak-anak.
Waktu
pun telah menunjukkan satu jam lebih kita berada di dalam gedung, dan pada
akhirnya kita terus berjalan menyusuri lorong-lorong yang kadang arahnya
kembali ke titik awal, Banyaknya
pengunjung di akhir pekan berdatangan karena dapat dilihat dari buku-buku yang
berserakan. Buku-buku itu kemudian ditata kembali (shelfing) oleh pegawai
Grhatama Pustaka. Mungkin akan lebih baik bahwa seluruh pegawai melakukan
shelfing setiap pagi agar pengunjung lebih mudah dan nyaman dalam mencari buku
yang ingin dibaca. Hal ini membawa dampak yang sangat positif bagi para
pengunjung. Selain itu kerapian, kebersihan dan keramahan merupakan hal yang membuat
pengunjung betah dan berlama di sini dan hal seperti itu terus dilakukan oleh
Grhatama Pustaka agar semakin baik kedepannya. Yogyakarta tentu sangat terkenal
dengan kota pelajarnya yang dari sabang sampai merouke hendak mengadu nasib di
kota pelajar ini, maka dari itu tentu hal yang biasa jika kita melihat beribu
perbedaan diantaranya. Maka Grhatama Pustaka juga merupakan sarana untuk kita
terus ber-apresiasi terhadap kemajuan bangsa, dengan itu pemerintah DIY
merancang Perpustakaan ini untuk memenuhi
kebutuhan pada bidang pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi bagi masyarakat luas terutama bagi para pelajar dan mahasiswa baik
untuk sekedar menambah pengetahuan maupun untuk memenuhi tugas mata kuliah
seperti Tugas Manejemen Kerasipan.
Sebagai mahasiswa tentu kita ingin mempunyai banyak
pengetahuan dan pengalaman, karena kita hidup akan terus berdampingan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang pernah kita lakukan. Seperti halnya Grhatama
Pustaka di bangun dengan empat menara yang menjulang yang disebut Empat Pilar
Minaret Grhatama Pustaka yang mengandung makna empat kesempurnaan orang jawa,
yaitu Prakoso yang berarti perkasa, Wulung yang berarti elang, Wangi yang
berarti harum dan Agung yang berarti besar. Dan mungkin karena itu juga ada perasaan untuk
mempunyai banyak waktu agar bisa kembali berkunjung ketempat ini. Singkat
cerita kita langsung menuju loker tempat dimana
tas dititipkan, hingga bergegas kita menuju pintu masuk untuk keluar dan
segera menghantarkan kunci loker untuk mengambil kartu idetitas saya.
Sesampainya di luar kita kembali mengambil gambar dan langsung pulang.
Langganan:
Postingan (Atom)