Rabu, 10 Februari 2016

Grhatama Pustaka

Karangan Bebas Manajemen Kearsipan
Apresiasi Mahasiswa dalam Belajar

D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Kelompok II
Anggota :
1.      Miranti Kartika
2.      Rosa Delima
3.      Sri Murniarti
4.      Vhitryani Chelly
5.      Yuliana Stevani
Dosen Pembimbing :


Nerys Lourensius L.T., S.E., M.M
AMA YPK YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016


Ketika sabtu (06/Feb/2016), pukul 08:07 WIB dering telpon berbunyi dan ternyata itu dari Chelly teman kampus sekaligus teman kelompok saya. Percakapan di telpon pun tidak berlangsung lama karena hanya berbincang mengenai waktu untuk mengunjungi Grhatama Pustaka yang letaknya tidak begitu jauh dari kampus, mungkin hanya perlu waktu sekitar 10 menit untuk jalan kaki. Rencana sebelumnya kelompok kita akan melakukan kunjungan di sore hari tetapi kata Chelly untuk mengantisipasi kalau sore takutnya hujan maklum sekarang yogyakarta musim hujan. Singkat cerita, tepatnya jam 09:00 kita mulai berkumpul di kampus setelah menunggu satu sama lainnya datang. Namun menunggu sekitar 20 menit kita pun langsung berjalan menuju Grhatama Pustaka, diperjalanan kita lewat jalan belakang sambil bercerita  dengan perbincangan yang cukup menarik perhatian. Tidak lama kemudian kita sampai di sudut sudah tampak menara yang tinggi menjulang, kita sudah sampai tepat di sebelah kanan Grhatama Pustaka menuju gerbang depannya.  Dibangunnya Grhatama Pustaka ini diharapkan mampu menjadi pintu gerbang bagi manusia dalam mencapai derajat tertinggi melalui pengetahuan yang tersimpan dalam berbagai koleksi pada Grhatama Pustaka.
            Sesampainya di Grhatama Pustaka, kita menghampiri karyawan disana untuk bisa masuk karena kita baru pertama kalinya jadi tidak tahu bagaimana peraturan untuk bisa melihat ke dalamnya. Sebelumnya Grhatama Pustaka dibangun Pemda DIY di atas lahan seluas 2,4 hektare yang terletak di Jalan Janti, Banguntapan, Bantul, DIY. Perpustakaan megah yang menghabiskan dana sebesar Rp 72,5 miliar diresmikan sejak 21 Desember 2015 oleh Sri Sultah HB X. Pendirian Grhatama Pustaka adalah wujud peneguhan untuk Jogja yang dijuluki sebagai kota pelajar. Pemda DIY berusaha untuk meneguhkan julukan tersebut dengan mendirikan perpustakaan megah dengan kapasitas yang besar, bangunan memiliki tiga lantai dan diperkirakan mampu menampung sedikitnya 2000 pengunjung.
            Namanya juga tempat megah, sudah tentu banyak peraturan yang dibuat demi kenyamanan dan keamanan bersama untuk itu sesegera mungkin kita langsung menitipkan tas dan mengambil kunci Loker dengan jaminan Kartu Identitas saya. Setelah itu kita langsung mengisi data pengunjung di komputer yang ada di sebelah kiri pintu masuk, kemudian kita menuju loker tempat penitipan tas. Kitapun bergegas menitipkan tas dan  mulai menyusuri satu persatu ruang dalam megahnya Grhatama Pustaka, dari setiap mata memandang keadaan didalamnya tampak begitu tentram, para pengunjungpun tampak segan untuk berbincang. Kami langsung memulai mengambil gambar setiap sisi gedung.
             Terus melihat-lihat kita menjadi asyik dengan kenyamanan didalamnya, bukan hanya karena fasilitas Ac saja melainkan banyak juga tumbuhan yang ditanami disetiap perlintasan jalan menuju ruangan satu keruangan yang lainnya. Grhatama Pustaka mempunyai ruang satwa, Juga ada ruangan diskusi untuk diskusi dan pembelajaran bersama. Ada pula ruangan digital dengan 20 komputer untuk akses internet dan koleksi digital. Serta ada ruangan khusus braile untuk pemustaka yang (maaf) tuna netra. Karena itu kita sangat tertarik untuk menjejaki setiap sudut ruang gedung Grhatama Pustaka. Ruang yang pertama kali kita tuju ialah ruang baca, bahkan sebelum masuk kita sempat heran dan tidak tahu dimana menyimpan sepatu sehingga kita tanya pada pengunjung yang lainnya. Ternyata kita gagal fokus membaca tempelan perintah melepas sepatu tersebut, hingga kita menemukan sebuah tas hitam untuk menjinjing sepatu selama berada dalam ruangan. Kita sempat tertawa dengan hal yang menurut kita cukup aneh dan hal yang baru ditemui pertama kalinya, karena tempat yang kita kunjungi sebuah Perpustakaan tentu kita tidak boleh ribut sebab akan sangat mengganggu sekali. Tidak lama setelah itu kita langsung saja masuk dan tercengang melihat kenyamanan belajar didalamnya. Mulai mengisi data pengunjugnya dengan segera mengambil gambar.
            Melihat banyaknya orang yang kita temui ialah orang-orang baik dari kalangan  anak-anak, pelajar, mahasiswa bahkan yang sudah berkeluargapun berdatangan keruangan ini untuk membaca. Kita memang hanya mengamati setiap tatanan dan susunan arsip dalam ruangan tanpa membaca karena waktu yang semakin panas untuk jalan pulang. Berjejer setiap staf yang bekerja didalam ruang itupun tampak tenang dan kelihatan sangat nyaman.
Grhatama Pustaka mempunyai unggulan yaitu koleksi dan layanannya. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY ini memiliki koleksi buku-buku langka dan naskah kuno serta lembar negara (staatsblat). Jumlah keseluruhan koleksi mencapai 260 ribu eksemplar buku dari 180 ribu judul buku. Selain itu, juga terdapat sekitar 7.500 koleksi naskah kuno yang langka.  Perpustakaan ini sendiri dibagi menjadi beberapa ruang, yakni koleksi umum, khusus anak-anak, dan ruangan audiovisual.  Setiap ruang mempunyai fungsi tersendiri.
Dari setiap sudut ruangan tidak ada yang kita biarkan terlewatkan, terus mengambil gambarnya dan memperhitungkan baiknya dibangun sebuah gedung megah untuk kota pelajar seperti yogyakarta.            Terus berjejal kita pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah, yang kita lihat disana  banyak anak-anak dan pengunjung yang sudah berkeluarga. Tetapi setelah kita melihat bahwa wajar banyak anak-anak ternyata memang banyak wahana bermain bagi anak-anak dan tempat bersantai terbuka bagi keluarga. Tidak heran juga kalau banyak orang yang berdatangan untuk ke Grhatama Pustaka, didalamnya sungguh sangat menarik dan tentu membaca jauh lebih semangat dan tidak mudah jenuh terutama bagi anak-anak.
           Waktu pun telah menunjukkan satu jam lebih kita berada di dalam gedung, dan pada akhirnya kita terus berjalan menyusuri lorong-lorong yang kadang arahnya kembali ke titik awal, Banyaknya pengunjung di akhir pekan berdatangan karena dapat dilihat dari buku-buku yang berserakan. Buku-buku itu kemudian ditata kembali (shelfing) oleh pegawai Grhatama Pustaka. Mungkin akan lebih baik bahwa seluruh pegawai melakukan shelfing setiap pagi agar pengunjung lebih mudah dan nyaman dalam mencari buku yang ingin dibaca. Hal ini membawa dampak yang sangat positif bagi para pengunjung. Selain itu kerapian, kebersihan dan keramahan merupakan hal yang membuat pengunjung betah dan berlama di sini dan hal seperti itu terus dilakukan oleh Grhatama Pustaka agar semakin baik kedepannya. Yogyakarta tentu sangat terkenal dengan kota pelajarnya yang dari sabang sampai merouke hendak mengadu nasib di kota pelajar ini, maka dari itu tentu hal yang biasa jika kita melihat beribu perbedaan diantaranya. Maka Grhatama Pustaka juga merupakan sarana untuk kita terus ber-apresiasi terhadap kemajuan bangsa, dengan itu pemerintah DIY merancang Perpustakaan ini untuk memenuhi kebutuhan pada bidang pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi masyarakat luas terutama bagi para pelajar dan mahasiswa baik untuk sekedar menambah pengetahuan maupun untuk memenuhi tugas mata kuliah seperti  Tugas Manejemen Kerasipan.
Sebagai mahasiswa tentu kita ingin mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman, karena kita hidup akan terus berdampingan dengan pengetahuan dan pengalaman yang pernah kita lakukan. Seperti halnya Grhatama Pustaka di bangun dengan empat menara yang menjulang yang disebut Empat Pilar Minaret Grhatama Pustaka yang mengandung makna empat kesempurnaan orang jawa, yaitu Prakoso yang berarti perkasa, Wulung yang berarti elang, Wangi yang berarti harum dan Agung yang berarti besar.  Dan mungkin karena itu juga ada perasaan untuk mempunyai banyak waktu agar bisa kembali berkunjung ketempat ini. Singkat cerita kita langsung menuju loker tempat dimana  tas dititipkan, hingga bergegas kita menuju pintu masuk untuk keluar dan segera menghantarkan kunci loker untuk mengambil kartu idetitas saya. Sesampainya di luar kita kembali mengambil gambar dan langsung pulang.